Sabtu, 09 Agustus 2008

Tanya Jawab Seputar Oli

P: "Kenapa Oli Mesin Motor-ku Sering Habis?"

Bisakah oli mesin motor-ku mengering walau tdk ada kebocoran pada mesin?

Jawab: Oli mesin kering sudah pasti karena ada kebocoran. Tetapi mungkin tidak menimbulkan 'bekas', sehingga sulit mendeteksinya. Misalkan oli habis karena ikut terbakar. Ini akibat sil kruk-as (mesin 2-tak) bocor, atau sil klep / silinder sudah minta dioversize (mesin 4-tak). secara kasat mata memang tidak ada tumpahan oli di bawah mesin. Tapi gejala ini dapat terlihat dari timbulnya asap tipis pada knalpot.

Penyebab lain adalah kualitas oli yang tidak baik. Oli yan baik terbuat dari base oil yang mempunyai titik nyala / flashpoint yg tinggi sekali jadi tidak mudah terbakar atau menguap. Performa itu tdk kita dapatkan dari oli yg tdk berkualitas atau oli palsu, terlebih yang berbahan dasar oli daur ulang.

P: Kental vs Encer

Beda jamannya, beda juga teknologinya.

Jawab: Pada jaman sebelumnya, sebelum era 90an, banyak orang beranggapan pelumas yang baik adalah pelumas yang kental. Seringkali orang memeriksa pelumas dengan mencelupkan tangannya, dan merasakan 'ketebalan' dari pelumas tersebut. Pelumas yang kental dianggap menjadi solusi dari mesin yang bersuara berisik. Juga pelumas yang kental dianggap lebih tahan lama.

Lain dulu lain sekarang. Jenis mesin2 produksi di era 90an sudah mulai mengadopsi sistem yang semakin canggih, mulai dari jaman DOHC (Double Overhead Cam), Twin-cam, sampai mesin sekarang yang rata2 sudah memiliki pengaturan katup/valve otomatis, spt Vtec,VVTi, dll. Mesin-mesin ini dibuat dengan presisi yang tinggi dengan celah kerapatan antara komponen yang sangat minim. Apa yang terjadi dengan penggunaan pelumas kental? Pelumas tidak dapat bersirkulasi dengan baik, sehingga komponen2 tidak terlumasi dan menyebabkan logam2 komponen bersentuhan langsung. Akibatnya paling parah adalah keausan komponen, dan menimbulkan panas tinggi yang bisa berdampak pada kerusakan yang lebih besar.

Pelumas generasi sekarang jauh lebih canggih dari sebelumnya. Dengan berkembangnya teknologi additif memungkinkan pelumas berwujud encer pada waktu dingin, dan berubah mengental mengikuti peningkatan suhu mesin. Manufaktur mesin-mesin sekarang menganjurkan untuk menggunakan pelumas sesuai spesifikasi kebutuhan mesin yang ada.

P: Mineral, Semi-Synthetic, atau Full Synthetic

Jenis oli terbagi berdasarkan bahan dasarnya (base oli)

Jawab: Oli Mineral berbahan dasar miyak mineral murni yang sudah melalui proses penyulingan dan penyempurnaan.

Oli Full Synthetic biasanya menggunakan base dari Polyalphaolefin, hasil terbersih dari pemilahan oli mineral. Oli syntetis cenderung tidak mengandung karbon reaktif, sebuah senyawa yang bila bergabung dengan oksigen menghasilkan asam (acid), yang dapat mempengaruhi performa oli. Pada dasarnya oli synthetic dibuat untuk dapat menghasilkan performa yang lebih baik dari oli mineral murni.

Oli Semi-Synthetic berbahan dasar pencampuran base oil synthetic dengan mineral. Biasanya dibuat dengan tujuan nilai ekonomis dari oli tersebut.

Pada dasarnya apapun bahan baku oli yang dipakai harus diingat bahwa oli berkualitas dibuat melalui proses pencampuran base oil dengan paket additif. Teknologi additif yang ada saat ini memungkinkan performa base oil menjadi lebih baik, lebih bersih, tetap terjaga kekentalannya, sehingga usia pemakaian oli dapat menjadi lebih panjang.

Bila memilih oli ada baiknya disesuaikan dengan kebutuhan Anda. Kadangkala konsumen terjebak dengan membeli oli yang diluar kegunaannya. Harga mahal tidaklah menjamin oli lebih bagus. Pilih fungsi, atau gensi? Terserah Anda.

Sudah tepatkah oli kendaraan Anda?

P: Apa itu SAE, API service?

Jawab: SAE adalah kode tingkat kekentalan oli dengan standarisasi internasional. Contoh SAE 20W-50 API SL, angka menandakan tingkat kekentalan oli tersebut. Makin besar angkanya berarti semakin kental olinya. Huruf W sendiri artinya "Winter", artinya oli tersebut memiliki angka kekentalan 20 pada suhu dingin, dan angka 50 pada sunu panas. Oli yang memiliki dua angka kekentalan disebut multigrade. Sedang yang satu angka disebut singlegrade, atau monograde.

API (American Petroleum Institute) sendiri adalah menunjukan kualitas dari oli tersebut. API service yang umum berlaku untuk kendaraan bermotor pada saat ini adalah SH sampai SM. Pemakaian oli sebaiknya menurut kualitas yang dibutuhkan, karena biasanya semakin tinggi nilai APInya, semakin mahal harga olinya, dan terkadang tidak sesuai dengan yang kita butuhkan.

Akan tetapi apabila kendaraan Anda membutuhkan oli dengan API SJ, ada baiknya untuk memilih pelumas ber-API SJ atau setingkat diatasnya agar mesin mendapatkan proteksi yang dibutuhkan.

Ada dua tipe API berdasarkan pemakaian bahan bakarnya. API S*, untuk mesin bensin (S=Spark-plug/busi), atau API C*untuk mesin diesel (C=Combustion/Commercial).

(Diambil dari beberapa sumber lain)

Tidak ada komentar: